Langsung ke konten utama

Sudah.

02/05/2019. Terlalu banyak kata yang ingin aku sampaikan saat itu. Pertemuan terakhir kita. Namun aku tak sanggup untuk mengucapkannya. Hanya derai air mata yang dapat aku sampaikan padanya.
----------
Jujur, aku jatuh hati padanya (mungkin hingga saat ini masih). Iya dia. Sesosok / seseorang yang mungkin bisa aku katakan - orang yang bisa buat aku merasa paling nyaman. Tapi.... aku tak sanggup untuk melanjutkan perasaanku ini. Iya. Perasaan yang sangat terlarang. Dan tak seharusnya aku memiliki perasaan itu untuknya. Menyakitkan, bukan? Untuk rindu pun saja, aku tak berani berkata. Mengapa? Aku tahu, aku bukan siapa siapa. Aku punya banyak batasan. Aku harus menahannya. Aku tak berhak dicintai olehnya. Banyak orang melarang aku untuk terus berkomunikasi dengannya. "Tidak baik untuk kamu lanjutkan.", begitu kata mereka.
-----------
 Mungkin pernah aku tidak ingin mendengar semua perkataan mereka. Bahkan mungkin hingga detik ini aku sebenarnya ngga pengen ngelepasin. Berat rasanya untuk aku lepaskan. Apa mungkin aku udah terlanjur sayang?
----------
Tapi. Aku semakin tahu, aku salah. Aku tahu, aku jahat untuk dirinya. Sampai kapan perasaan bersalah ini terus selalu melekat di hati? Sampai kapan aku menyalahkan diri ini?
-----------
Perasaanku kalang kabut setiap malam saat itu. Kalau aku nggak pergi. Toh dia mungkin suatu saat akan pergi meninggalkanku juga, kan? Dan fokus pada hidupnya? Ketika ia pergi, apakah aku merasa tak terasa sakiti? Masih banyak kemungkinan dan hal hal tak terduga atau kejanggalan lainnya akan terjadi.
-----------
Dan. Hingga tiba saatnya. 04/05/2019. Tanggal itu. Hari itu. Jam itu. Menit itu. Detik itu. Aku harus mengakhiri semua. Aku sadarkan diriku. Aku harus mengalah. Aku harus bermain dengan logikaku - berpikir keras. Ingatlah. Bahwa dirinya hanya berhak untuk bertahan dengan yang lain. Bukan terbagi bagi dengan diriku juga. Aku hanya lah remahan. Aku bukan siapa siapa. Aku tahu capacity aku di hidupnya. Yang bisa saja buat ia pergi kemudian datang dan pergi lagi di hidupku. (Bisa dibilang mungkin pelampiasan? Iya. Wanita simpanan tepatnya.)
-----------
Untuk ambil keputusan ini rasanya : Berat? Sakit? Sedih? Merasa kehilangan? Iya. Tentunya. Tapi, demi kebahagiaan orang lain dan orang2 terdekatnya, aku lebih baik mundur. Aku tak ingin merusak hidupnya. Aku ingin dia menata hidupnya kembali tanpa aku. Maaf. Aku merasa aku pengganggu 🙃

-----------
To alphabet D :
Terima kasih ya.... untuk memori kita. Terima kasih kamu pernah mewarnai hidupku. (Yaa.. meskipun kamu pernah bilang kalau aku ngga boleh baper) Terima kasih sudah pernah menjadi teman cerita aku. Terima kasih pernah mendengar keluh kesahku. Terima kasih atas nasihat2 dan motivasi2mu saat itu hingga aku bisa meraih goals di waktu yang sangat dekat 🙂
.
Maaf. Karena Lyna sayang sama kamu: Lyna harus pergi. Lyna harus mundur dari hidup mu. Lyna ga bisa lanjutin lagi. Lyna ga bisa nerusin buat komunikasi kayak dulu. Lyna harus berhenti.
.
Maaf ya. Kemaren tanggal 28 April - 2 Mei hari terakhir kita bisa bareng2. Setelah itu, aku harus pergi tanpa kata. Demi kebaikan kamu dan dirinya.
.
Semoga kamu baik2 saja di mana pun kamu. Jaga kesehatan. Jangan sakit lagi. Dan semoga kamu semakin sukses. Semangat ya buat meraih impian dan mimpimu yang lain 🙂
.
Annyeong~

Komentar